Pendidikan Tinggi dalam Peta dan Lingkaran

yosiadityan
4 min readJan 17, 2021

Sebagai seorang pemula dalam bidang data science, akhir-akhir ini, saya sedang suka bikin mini-project. Itung-itung buat latihan dan juga portofolio (kalau hasilnya menarik). Tapi, kadang hal yang paling sulit adalah cari ide atau topik yang mau dibahas. Seringnya sih, saya buka Medium sambil cari apa aja sih yang orang lain bikin. Sampai pada akhirnya, saya ketemu sebuah tulisan yang sangat menarik:

Mas Ramda Yanurzha (Go check his account, he made great and compelling articles with data) mencoba membuat visualisasi dari data perguruan tinggi yang datanya bisa diakses langsung dari web PDDIKTI. Waktu baca artikel ini, saya pikir, “Kayaknya menarik buat coba visualisasi data ini”. Selain itu, ada beberapa variabel lain yang bisa juga untuk divisualisasikan. Maka, jadilah mini-project kali ini bermain dengan visualisasi data perguruan tinggi Indonesia.

Sebenarnya, ada banyak data dari web PDDIKTI yang bisa diambil, mulai dari profil mahasiswa, dosen, institusi, prodi tiap institusi sampai dengan profil tenaga kependidikan. Tapi, untuk mini-project kali ini, saya hanya menggunakan data profil perguruan tinggi.

Saya masih belum tahu alasannya kenapa ada perguruan tinggi N\A di tabel ini

Total ada 5716 profil data perguruan tinggi yang bisa diambil (tidak termasuk dengan perguruan tinggi bernama “N\A”). Masing-masing punya data jumlah dosen, jumlah mahasiswa dan rasio mahasiswa dengan dosen pada tahun ajaran 2018/2019 dan 2019/2020. Untuk pengambilan datanya, saya pakai teknik webscraping dengan BeautifulSoup. Kode yang saya gunakan untuk mini-project ini bisa dilihat di sini. Data ini kemudian saya gabungkan dengan data lokasi dari tiap institusi agar bisa divisualisasikan dalam bentuk peta.

Rasio Mahasiswa dan Dosen

Peta Rasio Jumlah Mahasiswa dan Dosen tahun ajaran 2019/2020
Peta Rasio Jumlah Mahasiswa dan Dosen Tiap Provinsi tahun ajaran 2019/2020

Ketika saya mulai mencoba mevisualisasikan, ada hal yang menarik. Setiap perguruan tinggi memiliki data Status, yang terdiri dari ‘Aktif’, ‘Pembinaan’, ‘Alih Bentuk’, ‘Alih Kelola’, ‘Tutup’, dan None alias tanpa status. Entah karena sudah tidak melaporkan datanya ke Kemenristekdikti atau karena alasan lainnya. Selain itu, perguruan tinggi dengan status selain ‘Aktif’, kurang dari 10 perguruan tinggi yang masih punya mahasiswa atau dosen di tahun ajaran 2019/2020. Untuk ini, alasannya kemungkinan sudah jelas, antara perguruan tinggi tidak beroperasi lagi atau berganti nama atau merger dengan perguruan tinggi lainnya. Akhirnya, saya memutuskan hanya memakai data untuk perguruan tinggi dengan status ‘Aktif’. Dan, hasilnya seperti peta di atas.

Tiap lingkaran merepresentasikan rasio mahasiswa dan dosen, semakin besar lingkaran berarti semakin banyak jumlah mahasiswa per dosen. Apakah ini berarti semakin besar lingkaran berarti semakin banyak mahasiswa yang harus diajar tiap dosen? Apakah ini juga berarti semakin besar lingkaran berarti makin sedikit atensi dalam pembelajaran untuk tiap mahasiswa dari dosen?

Jumlah Mahasiswa dan Dosen

(Kiri) Peta Jumlah Dosen Tahun Ajaran 2019/2020 (Kanan) Peta Jumlah Mahasiswa Tahun Ajaran 2019/2020

Dua peta di atas menggambarkan jumlah mahasiswa dan dosen di tiap institusi. Semakin besar lingkaran, maka semakin banyak pula jumlah mahasiswa/dosen di institusi tersebut dibandingkan dengan institusi lainnya. Dari dua peta ini dan dua peta sebelumnya, saya menyadari ada sebuah trend dimana kebanyakan institusi perguruan tinggi berada di pulau Jawa yang pada akhirnya membuat konsentrasi jumlah mahasiswa dan dosen juga paling tinggi di pulau Jawa. Lalu, apakah ini bisa menjadi salah satu penanda untuk pertanyaan ‘Apakah pendidikan di Indonesia sudah merata?’ setidaknya untuk tingkat pendidikan tinggi? Atau apakah ada faktor-faktor lain yang mesti dipertimbangkan sebelum menjawab pertanyaan tadi?

Pertumbuhan Jumlah Mahasiswa

Peta Pertumbuhan Jumlah Mahasiswa (TA 2018/2019 ke 2019/2020)

Lingkaran merah menggambarkan penurunan jumlah mahasiswa/dosen di institusi tersebut. Lingkaran biru muda menggambarkan sebaliknya, kenaikan jumlah mahasiswa/dosen di institusi tersebut.

Hal menarik yang saya dapat ketika mencoba mevisualisasi data pertumbuhan ini adalah ada sekitar 250 institusi yang data jumlah dosen atau mahasiswanya jadi 0 di tahun ajaran 2019/2020. Entah karena belum melaporkan datanya ke Kemenristekdikti atau karena sepi peminat atau karena alasan lainnya.

Dengan penjumlahan sederhana, ternyata ada kenaikan jumlah mahasiswa dari tahun ajaran 2018/2019 ke 2019/2020 sebesar 1.6% atau sebanyak 142.046 mahasiswa. Menariknya, untuk data jumlah dosen, jumlahnya justru berkurang. Kemudian, muncul pertanyaan ‘Kenapa?’. Apakah memang tren jumlah dosen di Indonesia berkurang? Sebaliknya, apakah tren jumlah mahasiswa di Indonesia terus meningkat? Apakah nantinya rasio dosen dan mahasiswa semakin meningkat? Dan apa konsekuensinya untuk pendidikan tinggi di Indonesia? And the question’s list goes on and on…

Tentunya, ada banyak asumsi yang mungkin menjadikan interpretasi data ini menjadi bias. Sejujurnya, tujuan saya untuk project ini sederhana, berlatih membuat visualisasi dalam bentuk peta dengan data yang ada. Tapi, ternyata ketika membuatnya, banyak pertanyaan yang terlintas yang sebagian saya tuangkan dalam tulisan ini.

Ada banyak ‘tanya’ dan ‘mungkin’ yang tak terjawab. Seandainya, kita punya lebih banyak data, mungkin ada pertanyaan yang bisa terjawab. Seandainya, kita punya data yang lebih baik dan sumber data lain, mungkin kita bisa menginterpretasikan data ini dengan lebih baik.

Tetapi, mungkin juga kita harus melihat lebih jauh dari sekedar deretan angka dalam tabel atau visualisasi yang menarik. Mungkin, jawabannya ada di luar sana, ketika kita bertanya secara langsung, melihat data nyata di lapangan atau mungkin sekedar menyadari bahwa tak semuanya dapat direpresentasikan dalam angka dan gambar.

--

--